TEORI
– TEORI TENTANG BUDAYA
ROGER
M. KEESING
Dalam
tulisan yang berjudul Teori-Teori Tentang
Budaya, pembahasan yang dipakai M. Keesing
bersumber dari teori-teori lain. Di dalam bacaan ini, Keesing mencoba
untuk mengulas mengenai teori dari Geertz, Rappaport, Vayda, Ward Goodenough,
Levi-strauss, David Schneider, Singer, dll. Dengan bersumber kepada teori
kebudayaan dari para pakar teori tersebut, Keesing mengolah pendapatnya sendiri
hingga terciptalah sebuah tulisan yang berjudul Teori-Teori Tentang Budaya. Karena timbul banyak sekali pendapat
serta pemikiran mengenai budaya, akhirnya Keesing dalam tulisannya membuat
sebuah ringkasan mengenai pemikiran-pemikiran tentang budaya agar lebih mudah
dimengerti oleh masyarakat. Ia membagi ke dalam 4 bidang, 4 bidang tersebut
ialah:
a) Budaya Sebagai
Sistem Adaptif
Dari
sekian banyak yang dipaparkan oleh Keesing dalam pembahasannya, kemudian
keesing menyimpulkan makna dari budaya sebagai sistem adaptif, yaitu :
Pertama,
setiap pemikiran bahwa apabila kita menguliti lapisan konvensi kultural, maka
pada akhirnya kita akan menemukan Primal man dan keadaan manusia yang
bugil di dasarnya, merupakan pemikiran yang steril dan berbahaya. Kita
memerlukan satu model interaksional yang kompleks, bukan satu lapisan yang
sederhana seperti itu. Jadi yang dimaksud oleh Keesing ialah dalam meneliti
tentang suatu budaya diperlukan pemikiran yang sangat serius, tidak bisa
diungkapan dengan biasa-biasa saja dan sederhana sekali. apabila kita mencoba
untuk meneliti dan mengamati suatu permasalahan secara lebih dalam, maka yang
kita dapatkan ialah sesuatu yang murni. Oleh karena itu, dikatakan oleh Keesing
“merupakan pemikiran yang steril dan berbahaya”. Kebudayaan itu bersifat
dinamis, namun sangat berhati-hati dalam menentukan bagaimana kemudian
kelanjutannya.
Kedua,
baik determinisme ekologis maupun determinisme kultural yang ekstrem sekarang
dapat didukung oleh kepercayaan dan ideologi, tetapi tidak oleh ilmu
pengetahuan yang arif bijaksana. Yang perlu untuk ditelusuri adalah cara-cara
bagaimana garis acuan biologis ditransformasikan dan dikembangkan ke dalam
pola-pola kultural. Dalam penelusuran tersebut memerlukan rencana penelitian
yang imajinatif dan hati-hati serta penyelidikan yang telaten, bukan polemik-polemik
dan sensasionalisme. Jadi yang dimaksud Keesing ialah kebudayaan tidak dapat
diukur dalam ilmu pengetahuan dan tidak dapat apabila kita berpegang teguh
dengan ilmu pengetahuan, tetapi kebudayaan itu diukur melalui kepercayaan dan
ideologi-ideologi masyarakat yang berbudaya.
b) Teori – teori
Ideasional Mengenai Budaya
Teori
ini adalah teori yang dipegang teguh oleh Keesing dalam setiap materinya ia
menyebutkan tentang Ideasional yaitu budaya berperan sebagai sistem ide atau
gagasan dan teori ini bertolak dengan ahli teori adaptasi tentang budaya.
Keesing membedakan tiga cara yang khas dalam mendekati budaya sebagai sistem
ide, yaitu sebagai berikut :
Budaya Sebagai Sistem Kognitif
Maksudnya
ialah budaya itu sebagai pengetahuan atau kognitif. Jadi budaya bukan sekedar
untuk hiasan saja dalam kehidupan seseorang, tetapi dengan mempelajari budaya,
kita juga turut mempelajari suatu pengetahuan. Oleh karena itu, Keesing
mengatakan bahwa budaya tidak didukung oleh ilmu pengetahuan yang arif
bijaksana, sebab dengan kebudayaan itulah kita mempelajari suatu ilmu pengetahuan
yang arif bijaksana itu. Keesing pun berpendapat bahwa perkembangan penelitian
yang terus-menerus terhadap pengetahuan kultural ini dapat menghasilkan
penglihatan yang lebih dalam dari kebudayaan tersebut.
Budaya Sebagai Sistem Struktural
Yang
mempengaruhi susunan atau tatanan yang terpola secara kultural ialah pikiran.
Struktur pemikiran-pemikiran yang meliputi tentang bahasa, adat istiadat yang
berbeda antar masyarakat itu dipandang sebagai “Budaya”, yaitu bersifat
universal yang semua masyarakat di dunia ini punya akan kebudayaan tersebut,
daripada “sistem budaya” yang bersifat lokal. Oleh karena itu setiap budaya
pada masing-masing masyarakat berbeda di seluruh dunia karena pikiran mereka
yang menyebabkan kebudayaan itu berbeda satu sama lain.
Budaya Sebagai Sistem Simbolik
Kebudayaan itu tidak dimiliki individu namun
dimiliki bersama oleh suatu masyarakat, dengan ciri khas tertentu pada masing-masing
tempat. Geertz mengangggap pandangannya tentang budaya adalah semiotik.
Mempelajari budaya berarti mempelajari aturan-aturan makna yang dimiliki
bersama. Dengan meminjam satu arti "text" yang lebih luas dari
Ricoeur, Geertz pada masa akhir-akhir ini menganggap satu kebudayaan sebagai
"satu kumpulan teks". Karena kebudayaan merupakan suatu sistem
simbolik, maka proses budaya haruslah dibaca, diterjemahkan, dan
diinterpretasikan.
Budaya dan Sistem
Sosiokultural
"Sistem
sosiokultural" mewakili realisasi sosial atau aturan-aturan tentang
"pola untuk hidup" yang ideasional dalam lingkungan tertentu. Satu pola
pemukiman adalah satu elemen dari satu "sistem sosiokultural", bukan
satu elemen dari "sistem kultural". Apa yang dibicarakan oleh para
ahli adaptasi kultural adalah dalam satu pengertian "sistem sosiokultural
dalam lingkungan". Sistem inilah yang adaptif atau maladaptif, dan
tergantung dalam beberapa hal pada seleksi alam. Pola-pola ideasional untuk
hidup, pola-pola makna dan sistem pengetahuan dan kepercayaan yang dimiliki
bersama oleh subsistem sangat penting dari "cara hidup dalam lingkungan".
Budaya
Sebagai Sistem Ideasional : Paradoks dan Masalah
Dalam
pembahasan ini, para tokoh teori menganggap bahwa konsep ideasional perlu
ditafsirkan secara hati-hati. Alasannya adalah pemikiran antara satu kebudayaan
dengan budaya lain tentunya berbeda dalam mentafsirkan suatu fenomena. Namun
pandangan lain tentang dilema konseptual melihat "budaya" sebagai hal
bebas dari pikiran individu juga mempunyai bahaya. Bentuk budaya tergantung
pada apa yang dipikirkan, dibayangkan, dan dipelajari oleh individu manusia dan
juga pada apa yang dibentuk dan dipelihara oleh perilaku kolektif dalam pola kehidupan
yang langgeng dalam ekosistem. Sehingga perlunya universalitas kultural untuk
mengenalkan kebudayaannya agar tidak ada kesalahan dalam penafsirannya.
Ke
Arah Penyelesaian Konseptual
Dalam pembahasan ini, budaya dianggap adalah sebuah
teori seorang individu tentang apa yang diketahui, dipercayai, dan diartikan
oleh masyarakatnya, teori individu tersebut tentang kode yang
dipatuhi, tentang permainan yang dimainkan, di dalam masyarakat di mana
dia lahir. Teori inilah yang di acu oleh seorang native actor dalam
menafsirkan hal yang dia kurang akrab, dalam berinteraksi dengan
orang asing atau supernatural dan dalam setting lain yang
terletak di pinggir kehidupan yang digeluti sehari-hari. Sehingga budaya
dapat bermakna berbeda, tergantung aktor dalam menafsirkan makna budaya
tersebut, selain itu bentuk kajian dan analisis sangat diperlukan oleh aktor.
Karena dengan adanya analisis dan kajian, maka akan tercipta suatu penyelesaian
akan konsep yang tepat menurut individu yang menafsirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar