Senin, 09 Juni 2014

teori tentang budaya

TEORI – TEORI TENTANG BUDAYA
ROGER M. KEESING

Dalam tulisan yang berjudul Teori-Teori Tentang Budaya, pembahasan yang dipakai M. Keesing  bersumber dari teori-teori lain. Di dalam bacaan ini, Keesing mencoba untuk mengulas mengenai teori dari Geertz, Rappaport, Vayda, Ward Goodenough, Levi-strauss, David Schneider, Singer, dll. Dengan bersumber kepada teori kebudayaan dari para pakar teori tersebut, Keesing mengolah pendapatnya sendiri hingga terciptalah sebuah tulisan yang berjudul Teori-Teori Tentang Budaya. Karena timbul banyak sekali pendapat serta pemikiran mengenai budaya, akhirnya Keesing dalam tulisannya membuat sebuah ringkasan mengenai pemikiran-pemikiran tentang budaya agar lebih mudah dimengerti oleh masyarakat. Ia membagi ke dalam 4 bidang, 4 bidang tersebut ialah:

a)   Budaya Sebagai Sistem Adaptif
Dari sekian banyak yang dipaparkan oleh Keesing dalam pembahasannya, kemudian keesing menyimpulkan makna dari budaya sebagai sistem adaptif, yaitu :

Pertama, setiap pemikiran bahwa apabila kita menguliti lapisan konvensi kultural, maka pada akhirnya kita akan menemukan Primal man dan keadaan manusia yang bugil di dasarnya, merupakan pemikiran yang steril dan berbahaya. Kita memerlukan satu model interaksional yang kompleks, bukan satu lapisan yang sederhana seperti itu. Jadi yang dimaksud oleh Keesing ialah dalam meneliti tentang suatu budaya diperlukan pemikiran yang sangat serius, tidak bisa diungkapan dengan biasa-biasa saja dan sederhana sekali. apabila kita mencoba untuk meneliti dan mengamati suatu permasalahan secara lebih dalam, maka yang kita dapatkan ialah sesuatu yang murni. Oleh karena itu, dikatakan oleh Keesing “merupakan pemikiran yang steril dan berbahaya”. Kebudayaan itu bersifat dinamis, namun sangat berhati-hati dalam menentukan bagaimana kemudian kelanjutannya.

Kedua, baik determinisme ekologis maupun determinisme kultural yang ekstrem sekarang dapat didukung oleh kepercayaan dan ideologi, tetapi tidak oleh ilmu pengetahuan yang arif bijaksana. Yang perlu untuk ditelusuri adalah cara-cara bagaimana garis acuan biologis ditransformasikan dan dikembangkan ke dalam pola-pola kultural. Dalam penelusuran tersebut memerlukan rencana penelitian yang imajinatif dan hati-hati serta penyelidikan yang telaten, bukan polemik-polemik dan sensasionalisme. Jadi yang dimaksud Keesing ialah kebudayaan tidak dapat diukur dalam ilmu pengetahuan dan tidak dapat apabila kita berpegang teguh dengan ilmu pengetahuan, tetapi kebudayaan itu diukur melalui kepercayaan dan ideologi-ideologi masyarakat yang berbudaya.

b)   Teori – teori Ideasional Mengenai Budaya
Teori ini adalah teori yang dipegang teguh oleh Keesing dalam setiap materinya ia menyebutkan tentang Ideasional yaitu budaya berperan sebagai sistem ide atau gagasan dan teori ini bertolak dengan ahli teori adaptasi tentang budaya. Keesing membedakan tiga cara yang khas dalam mendekati budaya sebagai sistem ide, yaitu sebagai berikut :

Budaya Sebagai Sistem Kognitif
Maksudnya ialah budaya itu sebagai pengetahuan atau kognitif. Jadi budaya bukan sekedar untuk hiasan saja dalam kehidupan seseorang, tetapi dengan mempelajari budaya, kita juga turut mempelajari suatu pengetahuan. Oleh karena itu, Keesing mengatakan bahwa budaya tidak didukung oleh ilmu pengetahuan yang arif bijaksana, sebab dengan kebudayaan itulah kita mempelajari suatu ilmu pengetahuan yang arif bijaksana itu. Keesing pun berpendapat bahwa perkembangan penelitian yang terus-menerus terhadap pengetahuan kultural ini dapat menghasilkan penglihatan yang lebih dalam dari kebudayaan tersebut.

Budaya Sebagai Sistem Struktural
Yang mempengaruhi susunan atau tatanan yang terpola secara kultural ialah pikiran. Struktur pemikiran-pemikiran yang meliputi tentang bahasa, adat istiadat yang berbeda antar masyarakat itu dipandang sebagai “Budaya”, yaitu bersifat universal yang semua masyarakat di dunia ini punya akan kebudayaan tersebut, daripada “sistem budaya” yang bersifat lokal. Oleh karena itu setiap budaya pada masing-masing masyarakat berbeda di seluruh dunia karena pikiran mereka yang menyebabkan kebudayaan itu berbeda satu sama lain.

Budaya Sebagai Sistem Simbolik
Kebudayaan itu tidak dimiliki individu namun dimiliki bersama oleh suatu masyarakat, dengan ciri khas tertentu pada masing-masing tempat. Geertz mengangggap pandangannya tentang budaya adalah semiotik. Mempelajari budaya berarti mempelajari aturan-aturan makna yang dimiliki bersama. Dengan meminjam satu arti "text" yang lebih luas dari Ricoeur, Geertz pada masa akhir-akhir ini menganggap satu kebudayaan sebagai "satu kumpulan teks". Karena kebudayaan merupakan suatu sistem simbolik, maka proses budaya haruslah dibaca, diterjemahkan, dan diinterpretasikan.

Budaya dan Sistem Sosiokultural
"Sistem sosiokultural" mewakili realisasi sosial atau aturan-aturan tentang "pola untuk hidup" yang ideasional dalam lingkungan tertentu. Satu pola pemukiman adalah satu elemen dari satu "sistem sosiokultural", bukan satu elemen dari "sistem kultural". Apa yang dibicarakan oleh para ahli adaptasi kultural adalah dalam satu pengertian "sistem sosiokultural dalam lingkungan". Sistem inilah yang adaptif atau maladaptif, dan tergantung dalam beberapa hal pada seleksi alam. Pola-pola ideasional untuk hidup, pola-pola makna dan sistem pengetahuan dan kepercayaan yang dimiliki bersama oleh subsistem sangat penting dari "cara hidup dalam lingkungan".

Budaya Sebagai Sistem Ideasional : Paradoks dan Masalah
Dalam pembahasan ini, para tokoh teori menganggap bahwa konsep ideasional perlu ditafsirkan secara hati-hati. Alasannya adalah pemikiran antara satu kebudayaan dengan budaya lain tentunya berbeda dalam mentafsirkan suatu fenomena. Namun pandangan lain tentang dilema konseptual melihat "budaya" sebagai hal bebas dari pikiran individu juga mempunyai bahaya. Bentuk budaya tergantung pada apa yang dipikirkan, dibayangkan, dan dipelajari oleh individu manusia dan juga pada apa yang dibentuk dan dipelihara oleh perilaku kolektif dalam pola kehidupan yang langgeng dalam ekosistem. Sehingga perlunya universalitas kultural untuk mengenalkan kebudayaannya agar tidak ada kesalahan dalam penafsirannya.

Ke Arah Penyelesaian Konseptual

Dalam pembahasan ini, budaya dianggap adalah sebuah teori seorang individu tentang apa yang diketahui, dipercayai, dan diartikan oleh masyarakatnya, teori individu tersebut tentang kode yang dipatuhi, tentang permainan yang dimainkan, di dalam masyarakat di mana dia lahir. Teori inilah yang di acu oleh seorang native actor dalam menafsirkan hal yang dia kurang akrab, dalam berinteraksi dengan orang asing atau supernatural dan dalam setting lain yang terletak di pinggir kehidupan yang digeluti sehari-hari. Sehingga budaya dapat bermakna berbeda, tergantung aktor dalam menafsirkan makna budaya tersebut, selain itu bentuk kajian dan analisis sangat diperlukan oleh aktor. Karena dengan adanya analisis dan kajian, maka akan tercipta suatu penyelesaian akan konsep yang tepat menurut individu yang menafsirkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar