Senin, 09 Juni 2014

tugas analisis artikel sungai dan air ciliwung

Sungai Dan Air Ciliwung
Sebuah Kajian Etnoekologi
karya Heddy Shri Ahimsa Putra

Dalam pembahasan artikel yang berjudul Sungai Dan Air Ciliwung karya Heddy Shri Ahimsa Putra adalah karya etnosains atau etnografi baru dimana topik yang menjadi pusat bahasannya mengenai perbedaan atau perbandingan pandangan dalam masyarakat guna menjelaskan fenomena sosial dalam masyarakat, khususnya dalam pembahasan ini menyinggung tentang “Sungai Dan Air Ciliwung”. Dimana dalam artikel ini, Ahimsa Putra ingin meneliti tetang pendapat masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran maupun diluar bantaran sungai Ciliwung mengenai pendapat mereka terhadap air sungai Ciliwung.

Metode yang dipakai oleh Heddy Shri Ahimsa Putra dalam penelitiannya mengenai sungai ciliwung adalah metode partisipasi observasi yang menghasilkan diskripsi analisis, dimana peneliti melakukan observasi yang mendalam dengan turun langsung ke lapangan guna mendapatkan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian. Jadi dalam kajian ini, Ahimsa Putra ingin mencari informasi seluas-luasnya mengenai tanggapan masyarakat terhadap keberadaan air sungai Ciliwung. 

Pendekatan yang digunakan oleh Ahimsa Putra dalam artikel Sungai Dan Air Ciliwung  adalah menggunakan pendekatan etnosains, Etnosains adalah pengetahuan yang khas dimiliki oleh suatu bangsa. Dari sini muncul istilah emik dan etnik. Emik adalah pandangan dari segi subjek yang diteliti dan etik merupakan pandangan dari segi peneliti. Jadi pendekatan etnosains bertujuan untuk mengetahui pengetahuan yang ada dan berkembang di suatu masyarakat.

Permasalahan yang saya angkat dari artikel yang berjudul Sungai Dan Air Ciliwung karya Heddy Shri Ahimsa Putra adalah mengenai pandangan dari peneliti maupun masyarakat tentang keberadaan dari air sungai Ciliwung. Dalam pembahasannya lebih lanjut, Ahimsa Putra menjadikan permasalahan tersebut kedalam bentuk klaim. Sehingga pembahasan mengenai pandangan masyarakat mengenai keberadaan sungai dan air ciliwung menjadi ciri tersendiri dalam kajian tersebut.

Deskripsi dalam pembahasan mengenai artikel karya Ahimsa Putra tersebut adalah mengenai sungai dan air Ciliwung, Ahimsa Putra mencoba untuk menguak berbagai pendapat baik dari masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai Ciliwung maupun di luar lingkungan tersebut mengenai keadaan dan kelayakan air yang ada di wilayah sungai Ciliwung. Dimana dalam pembahasannya dapat saya peroleh beberapa informasi, diantaranya bahwa air sungai ciliwung aman untuk dikonsumsi dan digunakan untuk aktivitas sehari-hari, namun dilain sisi di anggap bahwa air sungai Ciliwung adalah air yang telah tercemar dan tidak layak lagi digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Sehingga dengan keberadaan sungai Ciliwung akhirnya timbul perselisihan pendapat antara kedua belah pihak.

Menurut pendapat Goodenough ada tiga masalah pokok dalam membandingkan suku-suku didunia sehingga diperlukannya metode etnosains ini yakni: ketidaksamaan data etnografi yang disebabkan perbedaan focus penelitian itu sendiri,  sejauh mana data-data tersebut tersedia untuk di bandingkan,  kriteria pengelompokan data (Goodenough, 1964:7-9)

Jadi dapat disimpulkan dari permasalahan tersebut bahwa etnosains atau etnoekologi lebih berfokus pada pemaknaan dan sudut padang masyarakat mengenai suatu fenomena dalam masyarakat mengenai keberadaan sungai Ciliwung. Dimana terdapat pemaknaan yang berbeda dalam menanggapi permasalahan tersebut, yaitu antara pihak yang menerima dan menolak penggunaan air sungai Ciliwung dalam kehidupan sehari-hari.

Konsep Etnosains berasal dari kata Yunani yakni “ethnos” yang berarti bangsa dan “scientia” yang berarti pengetahuan. Etnosains adalah pengetahuan yang khas dimiliki oleh suatu bangsa. Dalam kajian mengenai sungai dan air Ciliwung, saya menemukan berberapa konsep dalam pembahasannya, antara lain:
1.      Emik adalah pandangan dari segi subjek yang diteliti
2.      Etik merupakan pandangan dari segi peneliti.
3.      Linguistik atau bahasa dalam masyarakat, serta
4.      Peta kognisi masyarakat tentang perilaku maupun tindakan

Teori dalam pembahasan mengenai etnosains lebih menekankan pada kognisi dalam setiap pikiran masyarakat. Menurut Goodenough, budaya suatu masyarakat terdiri atas segala sesuatuyang harus diketahui atau dipercayai seseorang agar dia dapat berperilaku sesuai dengan cara yang diterima oleh masyarakat. Budaya bukanlah satu fenomena material belaka, tetapi budaya adalah pengorganisasian hal-hal yang bersifat material maupun non material yang dimiliki oleh manusia yang tersimpan dalam alam pikiran.

Jawaban dari permasalahan tersebut menurut Ahimsa Putra dari apa yang saya pahami adalah dalam kajian mengenai sungai Ciliwung, kita dihadapkan pada dua pandangan umum. Pandangan pertama memandang sungai Ciliwung sebagai sesuatu yang negatif, dimana kebanyakan masyarakat di luar wilayah bantaran sungai menganggap sungai ciliwung airnya tercemar dan tidak pantas apabila di gunakan untuk aktivitas keseharian. Yang kedua adalah tanggapan positif, karena dengan adanya sungai Ciliwung, maka warga setempat dapat memenuhi kebutuhannya akan air untuk aktivitas sehari-hari. Mereka meskipun tahu bahwa air Ciliwung keruh dan kotor, namun warga sekitar Ciliwung percaya bahwa air tersebut aman untuk di konsumsi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi dalam masyarakat boleh saja berbeda, namun sebenarnya dari perbedaan tersebut kita diharapkan untuk saling menghargainya dan kalau bisa dicari titik terang dalam pemecahan permasalahan tersebut tanpa adanya pihak yang dirugikan. Karena artikel ini sebenarnya juga sudah memberikan pengetahuan tersebut, sehingga kita tahu tentang masing-masing pendapat dan cara penyelesaian dari permasalahan tersebut.

Retorik atau permainan kata dalam karya ini sangatlah baik, karena pada setiap ada kata-kata asing maka penulis akan melampirkan arti atau maksud dari kata-kata tersebut. Sehingga dalam setiap tulisannya dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.

Organisasi tekstual dalam artikel yang berjudul Sungai Dan Air Ciliwung karya Heddy Shri Ahimsa Putra ini sangat sesuai dan berurutan. Pertama penulis memberikan penjelaskan awal dari fenomena yang akan dibahas, kemudian di ikuti oleh penjelasan mengenai pengertian dari etnosains beserta teori yang dipakai dalam pembahasannya dan barulah penulis kemudian membahas tentang permasalahan dalam kajian yang menjadi topik utama pembahasan.


http://m-f-s-fpsi08.web.unair.ac.id/artikel_detail-47851-PSIKOLOGI-PENDEKATAN%20FENOMENOLOGI.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar