Sungai
Dan Air Ciliwung
Sebuah
Kajian Etnoekologi
karya
Heddy Shri Ahimsa Putra
Dalam
pembahasan artikel yang berjudul Sungai
Dan Air Ciliwung karya Heddy Shri Ahimsa Putra adalah karya etnosains atau
etnografi baru dimana topik yang menjadi pusat bahasannya mengenai perbedaan
atau perbandingan pandangan dalam masyarakat guna menjelaskan fenomena sosial
dalam masyarakat, khususnya dalam pembahasan ini menyinggung tentang “Sungai
Dan Air Ciliwung”. Dimana dalam artikel ini, Ahimsa Putra ingin meneliti tetang
pendapat masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran maupun diluar bantaran
sungai Ciliwung mengenai pendapat mereka terhadap air sungai Ciliwung.
Metode
yang dipakai oleh Heddy Shri Ahimsa Putra dalam penelitiannya mengenai sungai
ciliwung adalah metode partisipasi observasi yang menghasilkan diskripsi
analisis, dimana peneliti melakukan observasi yang mendalam dengan turun
langsung ke lapangan guna mendapatkan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap
objek penelitian. Jadi dalam
kajian ini, Ahimsa Putra ingin mencari informasi seluas-luasnya mengenai
tanggapan masyarakat terhadap keberadaan air sungai Ciliwung.
Pendekatan
yang digunakan oleh Ahimsa Putra dalam artikel Sungai Dan Air Ciliwung adalah menggunakan pendekatan etnosains, Etnosains adalah pengetahuan yang khas
dimiliki oleh suatu bangsa. Dari sini muncul istilah emik dan etnik. Emik
adalah pandangan dari segi subjek yang diteliti dan etik merupakan pandangan
dari segi peneliti. Jadi pendekatan etnosains bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan yang ada dan berkembang di suatu masyarakat.
Permasalahan
yang saya angkat dari artikel yang berjudul Sungai
Dan Air Ciliwung karya Heddy Shri Ahimsa Putra adalah mengenai pandangan
dari peneliti maupun masyarakat tentang keberadaan dari air sungai Ciliwung. Dalam
pembahasannya lebih lanjut, Ahimsa Putra menjadikan permasalahan tersebut
kedalam bentuk klaim. Sehingga pembahasan mengenai pandangan masyarakat
mengenai keberadaan sungai dan air ciliwung menjadi ciri tersendiri dalam
kajian tersebut.
Deskripsi
dalam pembahasan mengenai artikel karya Ahimsa Putra tersebut adalah mengenai sungai
dan air Ciliwung, Ahimsa Putra mencoba untuk menguak berbagai pendapat baik
dari masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai Ciliwung maupun di luar
lingkungan tersebut mengenai keadaan dan kelayakan air yang ada di wilayah sungai
Ciliwung. Dimana dalam pembahasannya dapat saya peroleh beberapa informasi,
diantaranya bahwa air sungai ciliwung aman untuk dikonsumsi dan digunakan untuk
aktivitas sehari-hari, namun dilain sisi di anggap bahwa air sungai Ciliwung
adalah air yang telah tercemar dan tidak layak lagi digunakan untuk aktivitas
sehari-hari. Sehingga dengan keberadaan sungai Ciliwung akhirnya timbul
perselisihan pendapat antara kedua belah pihak.
Menurut pendapat Goodenough ada
tiga masalah pokok dalam membandingkan suku-suku didunia sehingga diperlukannya
metode etnosains ini yakni: ketidaksamaan data etnografi yang disebabkan
perbedaan focus penelitian itu sendiri, sejauh mana data-data tersebut
tersedia untuk di bandingkan, kriteria pengelompokan data (Goodenough, 1964:7-9)
Jadi
dapat disimpulkan dari permasalahan tersebut bahwa etnosains atau etnoekologi
lebih berfokus pada pemaknaan dan sudut padang masyarakat mengenai suatu
fenomena dalam masyarakat mengenai keberadaan sungai Ciliwung. Dimana terdapat
pemaknaan yang berbeda dalam menanggapi permasalahan tersebut, yaitu antara
pihak yang menerima dan menolak penggunaan air sungai Ciliwung dalam kehidupan
sehari-hari.
Konsep Etnosains berasal dari
kata Yunani yakni “ethnos” yang berarti bangsa dan “scientia” yang berarti
pengetahuan. Etnosains adalah pengetahuan yang khas dimiliki oleh suatu bangsa.
Dalam kajian mengenai sungai dan air Ciliwung, saya menemukan berberapa konsep
dalam pembahasannya, antara lain:
1. Emik
adalah pandangan dari segi subjek yang diteliti
2. Etik
merupakan pandangan dari segi peneliti.
3. Linguistik
atau bahasa dalam masyarakat, serta
4. Peta
kognisi masyarakat tentang perilaku maupun tindakan
Teori dalam
pembahasan mengenai etnosains lebih menekankan pada kognisi dalam setiap
pikiran masyarakat. Menurut Goodenough,
budaya suatu masyarakat terdiri atas segala sesuatuyang harus diketahui atau
dipercayai seseorang agar dia dapat berperilaku sesuai dengan cara yang
diterima oleh masyarakat. Budaya bukanlah satu fenomena material belaka, tetapi
budaya adalah pengorganisasian hal-hal yang bersifat material maupun non
material yang dimiliki oleh manusia yang tersimpan dalam alam pikiran.
Jawaban dari
permasalahan tersebut menurut Ahimsa Putra dari apa yang saya pahami adalah
dalam kajian mengenai sungai Ciliwung, kita dihadapkan pada dua pandangan umum.
Pandangan pertama memandang sungai Ciliwung sebagai sesuatu yang negatif,
dimana kebanyakan masyarakat di luar wilayah bantaran sungai menganggap sungai
ciliwung airnya tercemar dan tidak pantas apabila di gunakan untuk aktivitas
keseharian. Yang kedua adalah tanggapan positif, karena dengan adanya sungai Ciliwung,
maka warga setempat dapat memenuhi kebutuhannya akan air untuk aktivitas
sehari-hari. Mereka meskipun tahu bahwa air Ciliwung keruh dan kotor, namun
warga sekitar Ciliwung percaya bahwa air tersebut aman untuk di konsumsi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi dalam masyarakat boleh saja berbeda,
namun sebenarnya dari perbedaan tersebut kita diharapkan untuk saling menghargainya
dan kalau bisa dicari titik terang dalam pemecahan permasalahan tersebut tanpa
adanya pihak yang dirugikan. Karena artikel ini sebenarnya juga sudah
memberikan pengetahuan tersebut, sehingga kita tahu tentang masing-masing
pendapat dan cara penyelesaian dari permasalahan tersebut.
Retorik atau permainan
kata
dalam karya ini sangatlah baik, karena pada setiap ada kata-kata asing maka
penulis akan melampirkan arti atau maksud dari kata-kata tersebut. Sehingga
dalam setiap tulisannya dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.
Organisasi tekstual
dalam artikel yang berjudul Sungai Dan
Air Ciliwung karya Heddy Shri Ahimsa Putra ini sangat sesuai dan berurutan.
Pertama penulis memberikan penjelaskan awal dari fenomena yang akan dibahas,
kemudian di ikuti oleh penjelasan mengenai pengertian dari etnosains beserta
teori yang dipakai dalam pembahasannya dan barulah penulis kemudian membahas
tentang permasalahan dalam kajian yang menjadi topik utama pembahasan.
http://m-f-s-fpsi08.web.unair.ac.id/artikel_detail-47851-PSIKOLOGI-PENDEKATAN%20FENOMENOLOGI.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar